Senin, 19 Maret 2012

They also have dreams

Pernahkah terlintas dibenak mu tentang mimpi? 
Bukan mimpi penghias tidur. Bukan itu yang aku maksud. Tapi sebuah mimpi yang berwujud cita-cita. Ini tentang sebuah keinginan besar. Sebuah asa. Sebuah harapan...
Ya.. sebuah harapan untuk menjadi lebih baik.. untuk menjadi "bintang".. untuk menjadi "besar".

Ah! asik sekali sepertinya membicarakan topik ini..
ingat sekali dlm memori, sewaktu kecil ketika ditanya apa cita ku, aku selalu menjawab ingin menjadi dokter. beranjak remaja, cita ku berubah lagi. begitu seterusnya, selalu berubah. semakin ke sini semakin fokus.
Tapi pernahkah terlintas di benakmu tentang sebuah mimpi yg dimiliki teman-teman kita yang berkebutuhan khusus?? ya, teman-teman 'spesial'. aku lebih suka menyebut mereka, teman-teman 'spesial'.
Setiap kita pasti punya mimpi. pun demikian dengan mereka. Mereka sama seperti anak-anak pada umumnya. Jika ditanya tentang mimpi, pastilah akan banyak mimpi-mimpi yang keluar dari mulut mereka. Mungkin ada yang ingin menjadi Dokter, menjadi Guru, menjadi Penyanyi, menjadi Penulis. Ah, banyak sekali pasti! Menyenangkan jika kita bercerita tentang mimpi, seolah esok mimpi itu kan terwujud.
Tapi coba kita tengok kembali kenyataan yang ada di lingkungan kita. Apa yang kita dapat? Tak jarang cemooh serta kucilan terlontar untuk teman 'spesial' kita itu. Pernah suatu saat, ketika aku sedang mencari SLB di bilangan Pondok Bambu, Duren Sawit, alamat yang kudapat dari internet ternyata tak sama dengan aslinya. Ketika itu aku dan Sri-teman sekelas ku di jurusan PLB UNJ-sudah merasa lelah mencari alamat slb tersebut. Sudah hampir 4 kali kami mengelilingi wilayah itu, namun SLB Sinar Kasih tak kunjung kami dapati. Akhirnya kami bertanya pada tukang ojek yang ada di sana.
"Permisih Pak, jalan Gading Raya 1 di mana ya?"
"oh Gading 1 di sana dek, lurus, terus belok kiri"
"Gading Raya 1 pak, bukan Gading 1"
"Gading Raya 1 mah gak ada dek, Gading 1 kali"
"nggak Pak, Gading Raya 1. Tadi kami juga sudah mengelilingi Gading 1 tapi gak ketemu juga"
"emang adek-adek ini mau ke mana?"
"SLB Sinar Kasih , Pak, bapak tahu di mana?"
"Apa?" si bapak meminta ku kembali untuk mengulanginya, dengan nada mengejek.
"SLB Sinar Kasih Pak" aku memperjelas artikulasi ketika mengucapkan SLB.
Sesaat setalah aku kambali mengulang, suasana seketika hening. Tertangkap jelas oleh mataku, tawa kecil mereka yang ditahan. kesal sekali! gondok!
"kenapa pak? tau gak?" kali ini sri membantu ku.
Tak lama, terdengar celetukan salah satu tukang ojek yg membuat ku, mungkin juga Sri, sangat kesal!
"woy.. tau gak tuh SLB? SLB itu.. tempat anak-anak bego"
Jleb! kata-kata ini begitu menohok.
emosi ku memuncak, "kok anak-anak bego sih Pak??" ingin sekali aku menambahkan "emang bapak  pinter?" membalikkan kata-katanya. Tapi emosi itu ku tahan, mengingat si bapak lebih tua dari pada aku.
"yee lu gimane sih, slb tuh sekolah untuk anak-anak cacat. anak-anak tuna rungu, ya kan dek?"
Temannya meluruskan kata-kata si bapak tadi. Yaah lumayan laah. Meskipun sekarang ini, kata 'cacat' sudah tidak boleh lagi digunakan. Tidak manusiawi.
"iya seperti itu pak"
"ooh di sini gak ada neng SLB, adanya Panti Sosial noh, di sono di Belimbing Raya"
"oh gak ada ya Pak, yasudah, makasih ya Pak". Tanpa basa-basi lagi, aku langsung pergi, tak ingin memperpanjang masalah.

Itu baru sebagian kecil pandangan masyarakat atau orang awam tentang teman 'spesial' kita.
tak jarang juga aku mendapati pernyataan dan pertanyaanpertanyaan yang membuat pencitraan SLB seakan-akan selalu jelek. "ih lu di jurusan PLB? berarti ntar ngajar di SLB dong?" "ih SLB kan anak-anaknya jorok" "ih SLB kan suram".
 Ada juga yang lucu, "bagus dah lu ntar jd guru SLB, yang bener lu jadi guru, yang sabar, ajarin dah tu anak-anaknya sampe pinter". selalu, tiap-tiap pertanyaan dan pernyataan itu ku jawab dengan senyum. lalu, jika aku bisa menjawab, ya aku jawab semampu ku. Jika orangnya terlihat keras kepala, dan masih mem-frame bahwa slb itu melulu jelek, tak aku jawab, hanya senyum, aku menghindari debat kusir yang dipancing emosi.

Terkadang aku menggerutu, Mereka ini pada gak update ya? emang mereka gak tau kisahnya Helen Keller? yang meskipun ia tuna rungu, tuna wicara, dan tuna netra, dia mampu bertahan, bahkan sukses menjadi penulis. ia merupakan salah satu wanita inspirasi di abad nya. terbayang gak? gak bisa melihat, gak bisa mendengar, dan otomatis gak bisa bicara. tapi ia mampu mebuktikan bahwa ia mampu bertahan dan menjadi sumber isnpirasi. ini karna apa? karna bunda Helen Keller memiliki mimpi dan rasa syukur yang luar biasa. beberapa qoutes bunda Helen Keller yang menurut saya begitu dahsyad dan luar biasa ;
"Death is no more than passing from one room into another. But there's a difference for me, you know. Because in that other room I shall be able to see. "
Helen Keller.
"everything has its wonders. even dakrnes and silence. and I learn, whatever state I may be in, therein to be content." 
Helen Keller
"I can see, and that is why I can be happy, in what you call the dark, but which to me is golden. I can see a God-made world, not a manmade world." 
Helen Keller 
"I am only one, but still I am one. I cannot do everything, but still I can do something; and because I cannot do everything, I will not refuse to do something that I can do." 
Helen Keller 


Atau Kisah laih, kisah Nick Vujicic, seorang motivator hebat kelas Dunia yang tak memiliki tangan dan kaki. tak memiliki keduanya loh. Bayangkan jika kamu yang tak memliki  keduanya? Tak terbayangkan. Begitu luar biasa, ia memiliki motivasi yang besar untuk terus bertahan. Karna apa? Lagi-lagi karna mimpi dan motivasi yang tinggi. Dan masih banyak lagi tokoh-tokoh luar biasa.

 Subhanallah. Betapa keterbatasan mereka tak membatasi dunia mereka. Itu yang selalu terfikir dalam benak ku. Teman-teman ‘spesial’ kita juga punya mimpi, aku yakin mereka akan menjadi orang-orang hebat nantinya. Asalkan mereka bersungguh-sungguh, dan tak mudah putus asa. Disampin itu, pelayanan pendidikan luar biasa juga sangat membantu dalam mewujudkan mimpi mereka. Oleh sebab itu, kita sebagai calon guru anak-anak luar biasa, diharapkan bisa melayani mereka dengan pelayanan spesial, dan mampu memaksimalkan potensi yang ada pada mereka.
Because , they also have dreams. They can be star. I believe...

Jakarta, Maret 2012
Syahiidah Muthmainnah








7 komentar:

vera pratama mengatakan...

i like it syah ;)

vera pratama mengatakan...

like this syah :D

vera pratama mengatakan...

like this syah

vera pratama mengatakan...

like this syah

vera pratama mengatakan...

like this syah

vera pratama mengatakan...

like this syah

vera pratama mengatakan...

like this syah